INDAHNYA KETETAPAN ALLAH SWT
A. MAKNA BERIMAN KEPADA QADA DAN QADAR
Iman adalah keyakinan yang diyakini di dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan dilaksanakan dengan amal perbuatan. Iman kepada qada dan qadar berarti percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt. mempunyai kehendak, ketetapan, keputusan atas semua makhluknya termasuk segala sesuatu yang meliputi semua kejadian yang menimpa makhluk. Kejadian itu bisa berupa hal baik atau buruk, hidup atau mati, kemunculan atau kemusnahan. Semua bukti dari kebesaran Allah Swt. Segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. sudah ada sebelum keberadaan makhluk. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Q.S. Al-Hadid [57]:22.
مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِىٓ أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَآ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ
Artinya: "Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah".
1. Pengertian Qada dan Qadar
Menurut bahasa qada artinya ketetapan. Secara istilah qada adalah ketetapan Allah Swt. kepada setiap makhluknya yang bersifat azali, artinya ketetapan itu sudah ada sebelum keberadaan atau kelahiran dari makhluk. Adapun qadar menurut bahasa memiliki arti ukuran. Secara istilah qadar adalah terjadinya penciptaan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan sebelumnya. Qada dan Qadar dalam keseharian sering kita sebut dengan takdir.
Allah Swt. telah menciptakan dan menentukan apa-apa yang dia kehendaki. Manusia tidak dapat memilih sesuka hati mereka. Segala sesuatu tidak akan terjadi, kecuali dengan kekuasaan dan kehendaknya. Kita harus berusaha secara maksimal dan berdoa, berhasil atau tidaknya usaha yang kita lakukan, Allah Swt. yang menentukannya. Walaupun semuanya telah ditetapkan, bukan berarti manusia tidak ada usaha, Manusia tetap diwajibkan untuk selalu berusaha dalam hidupnya, sebab untuk mencapai cita-cita atau tujuannya, selain harus berdoa juga harus berusaha dan bekerja.
Iman kepada qada dan qadar termasuk rukun iman yang keenam, sebagaimana sabda Rasulullah saw. yang artinya: "Iman itu ialah engkau percaya kepada Allah, para malaikatnya, kitab-kitabnya, para Rasulnya, hari akhirat, dan engkau percaya kepada qada dan qadar Allah Swt. "(H.R. Muslim).
2. Dalil-dalil tentang Qada dan Qadar
Qada berarti ketetapan. Hal ini berarti Allah Swt. telah menggariskan apa yang menjadi takdir atau ketetapan pada makhluk ciptaanya. Sebagai orang yang beriman kita wajib menerima dengan ikhlas suatu kejadian yang sedang menimpa kita dan percaya bahwa kejadian tersebut merupakan ketetapan dan kehendaknya. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Q.S. Ali Imran ayat 47.
قَالَتْ رَبِّ أَنَّىٰ يَكُونُ لِى وَلَدٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِى بَشَرٌ ۖ قَالَ كَذَٰلِكِ ٱللَّهُ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ ۚ إِذَا قَضَىٰٓ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ
Artinya: Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun". Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia.
Takdir Allah SWT. Merupakan iradah (kehendak) Allah SWT. Oleh sebab itu, takdir tidak selalu sesuai dengan keinginan kita. Tatkala takdir sesuai dengan keinginan kita, hendaklah kita bersyukur karena hal itu merupakan nikmat yang diberikan Allah subhanahu wa Ta'Ala. Kepada kita. Ketika takdir yang kita alami tidak menyenangkan atau merupakan musibah, maka hendaklah kita terima dengan sabar dan ikhlas. Kita harus yakin bahwa dibalik musibah itu ada hikmah yang terkadang kita belum mengetahuinya. Allah SWT. Maha mengetahui atas apa yang diperbuatnya. Adapun takdir dibagi menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.
1. Takdir Muallaq
Takdir muallaq yaitu takdir yang masih digantungkan pada usaha dan doa manusia. Hal ini, seseorang diberikan ketetapan oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Sesuai dengan apa yang telah ia usahakan. Seseorang yang ingin kaya, pintar, dan lain-lain berarti orang ini harus melalui proses usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Sebagaimana firman Allah subhanallah wa ta'ala dalam surah An-Najm ayat 39-40.
Dengan demikian, takdir muallaq merupakan takdir yang masih bisa diubah melalui ikhtiar manusia. Adapun contoh takdir muallaq adalah sebagai berikut.
a. Anak yang bodoh menjadi pintar, karena ia belajar dengan giat disertai doa dengan sungguh-sungguh.
b. Orang miskin yang giat bekerja menjadi kaya, karena ia bersungguh-sungguh dalam berikhtiar dan berdoa.
c. Orang yang sakit menjadi kembali sehat dengan cara berobat.
2. Takdir Mubram
Takdir mubram yaitu takdir yang tidak bisa diubah oleh manusia walaupun ada ikhtiar dan tawakal. Misalnya kematian sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta'ala dalam Quran surat al-a'raf ayat 34.
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
Artinya: Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.
Takdir mubram mencakup segala peristiwa dalam kehidupan manusia yang telah ditetapkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Sejak awal penciptaan dan tidak dapat diubah oleh manusia. Contoh lain dari takdir mubram yaitu kebahagiaan dan kesedihan, adanya pasang surut air laut, ketetapan tentang jenis kelamin makhluk hidup, terjadinya gerhana matahari atau bulan, ketetapan lahir dan matinya makhluk, terjadinya siang dan malam ketetapan jodoh seseorang, terjadinya bencana alam, serta kepastian mengenai akan datangnya hari kiamat.
C. SIKAP TERHADAP TAKDIR ALLAH SWT.
Sebagai seorang muslim sudah menjadi kewajiban kita untuk mengimani adanya takdir Allah subhanahu wa ta'ala. Kita tidak boleh menolak atau menyalahkan Allah subhanahu wa ta'ala. Atas takdir yang kita terima. Justru kita harus siap menerima segala ketetapan yang telah Allah subhanahu wa ta'Ala. gariskan kepada kita. Terdapat beberapa sikap yang dapat kita tunjukkan dalam menyikapi takdir Allah SWT. Sikap-sikap tersebut diantaranya sebagai berikut.
a. Ikhtiar
Ikhtiar adalah berusaha sungguh-sungguh untuk mencapai harapan, keinginan, atau cita-cita. Ketika seseorang menginginkan sesuatu maka ia harus mau berusaha atau berupaya untuk meraihnya. Allah subhanahu wa ta'ala. yang menentukan takdir setiap makhluk ciptaannya, kita sebagai seorang hamba berkewajiban melakukan ikhtiar. Usaha tersebut diikuti dengan doa, memohon kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Agar keinginan tersebut dapat terwujud.
b. Berdoa
Doa adalah ikhtiar batin yang besar pengaruhnya bagi manusia yang meyakininya. Doa merupakan permintaan manusia yang ditujukan kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Orang yang mengimani takdir Allah subhanahu wa ta'ala. Akan senantiasa berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan yang diinginkan disertai dengan doa. Apabila manusia melakukan usaha tanpa disertai doa, maka usahanya tersebut akan sia-sia. Begitu pula sebaliknya, jika manusia berdoa tanpa berusaha, maka doanya pun tidak akan dikabulkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala.
c. Tawakal
Tawakal artinya berserah diri kepada Allah SWT. Atas hasil usaha kita setelah berusaha dengan sungguh-sungguh dan berdoa. Seseorang yang menyertakan tawakal dalam setiap tindakan dan usahanya akan berdampak positif terhadap kepribadiannya.
D. HIKMAH BERIMAN KEPADA TAKDIR
Sebagai orang yang beriman, tentu kita sangat meyakini bahwa semua yang terjadi di alam semesta ini merupakan ketetapan dari Allah SWT pada titik baik berupa kejadian yang baik (kenikmatan), maupun kejadian yang buruk (musibah). Oleh karena itu, kita harus selalu berpikir positif terhadap keputusan Allah SWT. Jangan sampai kita berburuk sangka terhadap Allah SWT. Atas takdir yang menimpa kita.
Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang kita dapatkan dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Hikmah tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam ini tidak lepas dari kehendak Allah SWT.
2. Termotivasi untuk senantiasa berikhtiar dan berusaha lebih giat lagi dalam mengejar cita-citanya.
3. Meningkatkan keyakinan akan pentingnya peran doa bagi keberhasilan sebuah usaha adalah
4. Meningkatkan optimisme dalam menatap masa depan dengan ikhtiar yang sungguh-sungguh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar