Selasa, 19 Agustus 2025

IMAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-SEHARI

IMAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-SEHARI


    Iman secara behasa berarti al-Tashdiq yaitu membenarkan dengan hati. Membenarkan setiap berita yang datang dari seseorang merupakan contoh dari iman menurut bahasa. Sedangkan secara istilah apabila dikaitkan dengan agama (keyakinan), Iman adalah engkau membenarkan segala ketentuan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
  
  Sebagai orang yang mengaku beriman kepada Nabi Muhammad SAW. Maka konsekuensinya adalah menjalankan apa yang menjadi risalah ajaran-ajaran Nabi Muhammad SAW. Dengan begitu, maka kita akan tepat dikatakan sebagai orang yang beriman. Akan tetapi sebaliknya, apabila iman hanya diyakini sebatas percaya atau membenarkan dengan hati namun tidak menjalankan atau merealisasikan keimanan tersebut dalam kehidupan nyata, maka hal itu dipandang tidak sempurna keimanan yang kita miliki.
    
    Keimanan sesesorang dapat dilihat dari sikap dan perilaku hidup sehari-hari. Salah satu bentuk realisasi iman dalam kehidupan sehari-hari adalah sikap cinta terhadap sesama muslim.
    Rasulullah SAW dalam sebuah riwayat pernah bersabda :

عَنْ اَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ نَّبِيِّ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ : لَايُؤْ مِنُ اَحَدُ كُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَ خِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ. (رواه البخارى ومسلم وأحمد و النسائ)

Artinya : Diriwayatkan dari Anas r.a. bahwa Nabi SAW. bersabda: "Tidaklah sempurna iman seseorang diantara kamu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri". (HR. Bukhori, Muslim, Ahmad, dan Nasa'i).
    
    Hadits di atas menerangkan setiap muslim perlu memupuk rasa kasih sayang antar sesama. Sikap kasih sayang itu dapat terwujud dalam bentuk tolong-menolong dan saling menghargai antar sesama. Apabila ada saudara kita yang mendapatkan musibah, maka kita berupaya membantu meringankan beban orang yang mendapatkan musibah tersebut. Demikian pula, apabila kita mendapatkan saudara kita mendapat suatu kebahagiaan, kita turut berbahagia atas kebahagiaan yang ia didapatkan.

    Setiap manusia memiliki tabiat yang sama dalam hal mencintai keutamaan, keindahan, pengetahuan yang luas, tempat yang tinggi, kemuliaan, rumah yang indah, anak-anak yang baik, suami yang shalih, istri yang shalihah, kerabat yang dekat, kendaraan yang bagus, teman yang baik dan berbagai hal yang menyangkut kebaikan dan keutamaan yang akan menjadikan manusia hidup dalam ketentraman dan kesenangan. Semua itu, akan terus diupayakan manusia untuk mencapainya. Maka, apabila semua hal menyangkut kesenangan, keindahan, dan kenyamanan yang menjadi impian setiap manusia dan menjadi keinginan alias kecintaan tentu setiap orang akan berusaha menggapainya. Sebaliknya, setiap manusia tidak menghendaki terjadinya kemiskinan, musibah yang menimpa diri, keluarga dan kerabat dekatnya, serta semua hal yang tidak dikehendaki manusia. Untuk itu, manusia selalu berupaya agar hal-hal yang tidak dikehendaki itu dihindari dan diupayakan tidak terjadi. Dalam hal ini, setiap manusia mengerahkan segala potensinya agar mencapai segala sesuatu yang menjadi keinginan dan menghindari segala hal yang tidak disukai. 

    Upaya mencapai keinginan atau cita-cita merupakan dambaan setiap manusia. Oleh karena itu, bagi setiap muslim, keinginan dan cita-cita orang lain pada dasarnya adalah merupakan keinginan dirinya juga. Artinya, setiap muslim dituntut agar menjaga setiap hal yang menjadi tabiat seluruh manusia seperti keindahan, ketentraman, keamanan, dan yang lainnya. Demikian pula, setiap muslim dituntut agar tidak terjadi hilangnya rasa aman, rasa tentram dari orang lain. Rasa sakit yang diderita orang lain juga merupakan derita bagi dirinya. Artinya, seorang muslim seharusnya dapat membantu saudaranya yang dilanda musibah atau bencana. Karena, mereka pada dasarnya bagaikan satu tubuh, apabila salah satu bagian tubuh itu sakit maka bagian yang lain akan terasa sakit pula. Dalam hal ini Rasulullah SAW. bersabda:

تَرَ ى الْمُؤْ مِنِيْنَ فِيْ تَوَا دِّهِمْ وَ تَرَا حُمِهِمْ مِثْلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَا عَى لَهُ سَا ئِرُ الْجَسَدِ بِا لسَّهْرِ وَالْحِمَى (زواه البخا رى و مسلم) 

Artinya: "kau lihat orang-orang mukmin dalam kasih sayang dan saling cintanya di antara mereka seperti satu tubuh, jika satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuh yang lain merasakan pedas demam (sakit). (HR. Bukhori dan Muslim)

    Upaya menjaga rasa aman merupakan bagian dari rasa cinta kita terhadap sesama. Demikian pula, upaya yang dilakukan dalam menghindari segala sesuatu yang menjadi kebencian setiap manusia merupakan wujud kecintaan terhadap sesama. Dengan demikian, perilaku menyimpang yang dilakukan seseorang sehingga terganggunya ketentraman dan kenyamanan orang lain adalah suatu hal yang dilarang karena bertentangan dari sifat dasar manusia yang menyukai berbagai bentuk keindahan, ketentraman, dan kesenangan.

    Kesimpulannya adalah mencintai sesama muslim merupakan bagian dari iman. Muslim yang baik sudah seharusnya merasakan dirinya adalah bagian dari orang lain sehingga apabila orang lain senang maka dia ikut merasakan senang, demikian pula apabila orang lain merasakan sakit maka dia juga merasakan sakitnya. Oleh sebab itu, hendaknya kita selalu menjalin rasa kasih sayang antar sesama dan menjauhi segala bentuk permusuhan.

Senin, 18 Agustus 2025

MENGENAL ALLAH SWT. MELALUI ASMAUL HUSNA (al-Gaffar, al-Afuww, al-Wahid, dan as-Samad)

 MENGENAL ALLAH SWT. MELALUI ASMAUL HUSNA

(al-Gaffar, al-Afuww, al-Wahid, dan as-Samad)

      Allah SWT. adalah Zat yang Maha Sempurna di alam semesta. Kesempurnaan Allah SWT tersebut tergambar melalui Asmaul Husna. Asmaul Husna memiliki arti nama-nama yang baik. Asmaul Husna berjumlah sebanyak 99 nama. Nama-nama tersebut merupakan bukti dari kesempurnaan Allah SWT yang maha segala-galanya. Di dalam Al-qur'an surat al-A'raf ayat 180 Allah SWT berfirman,

وَلِلّٰهِ الْاَ سْمَآءُ الْحُسْنٰى فَا دْعُوْهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا الَّذِيْنَ يُلْحِدُوْنَ فِيْۤ اَسْمَآئِهٖ ۗ سَيُجْزَوْنَ مَا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ

Artinya : "Dan Allah memiliki Asmaul Husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 180)

    Allah SWT. memiliki asmaul husna al-Gaffar yang artinya maha pengampun. Allah SWT akan mengampuni hambanya apabila senantiasa memohon dan meminta hanya kepada-Nya. Ampunan Allah SWT sangatlah luas, seluas langit dan bumi, Oleh karena itu, mohonlah ampun kepada Allah SWT dengan cara menyebut Asmaul Husna.

        Asmaul Husna yang akan dibahas kali ini berkaitan dengan pengampunan Allah SWT. diantaranya al-Gaffar, al-Afuww, al-Wahid, dan as-Samad.

1. Al-Gaffar











        Al-Gaffar berasal dari kata (غفر) yang artinya menutupi, merahasiakan. Allah SWT. menutupi segala dosa atau aib manusia. Allah SWT. memiliki kemurahan dan ampunan yang luas. Allah SWT. sangat baik terhadap hamba-Nya meski telah berbuat dosa, Allah SWT. tetap menutupi dosa-dosanya. Bahkan Allah SWT. memberikan kesempatan untuk memohon ampun dan memaafkan segala kesalahannya. Magfirah dari Allah SWT., yaitu dirahasiakan dan diampuni dosa-dosa manusiadengan karunia dan rahmat-Nya. Al-Gaffar juga berarti Maha Pengampun. Allah SWT. memiliki hak mutlak untuk mengampuni dosa-dosa hamba-Nya. Manusia diperintahkan untuk bertaubat. Allah SWT. berfirman,

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ۗ اِنَّهٗ كَا نَ غَفَّا رًا

Artinya : "maka aku berkata (kepada mereka), "Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, sungguh, Dia Maha Pengampun," (QS. Nuh 71: Ayat 10)

        Salah satu contoh adalah ketika seseorang dengan sengaja meninggalkan sholat fardhu. Sholat fardhu hukumnya wajib bagi setiap muslim. Apabila sholat fardhu ditinggalkan maka akan berdosa dan wajib untuk mengqada' sholat yang telah ditinggalkan. Dosa meninggalkan sholat tersebut sudah tertulis dalam buku catatan amal manusia, namun Allah SWT. masih menutupi dosa tersebut dan memberikan kesempatan untuk menyesal dan memohon ampun atas dosanya. Allah SWT. maha pengampun atas dosa-dosa hamba-Nya. Inilah yang menjadi bukti Allah SWT. maha pengampun.

       Hendaknya seseorang mengamalkan Asmaul Husna dalam kehidupan sehari-hari. Pengamalan Asmaul Husna ini dapat ditunjukkan dengan perilaku keteladanan terhadap Asmaul Husna al-Gaffar. Berikut perilaku teladan Asmaul Husna al-Gaffar.

a. Tidak menceritakan aib orang lain terhadap siapapun. 

b. Memaafkan dan memberi kesempatan orang lain untuk berubah lebih baik. 

c. Menerima keburukan orang lain dengan lapang dada. 

d. Muhasabah diri terhadap kesalahan pribadi. 

e. Tidak memutus tali silaturahmi. 

f. Memohon ampunan kepada Allah SWT. 

2. Asmaul Husna al-Afuww











        Kata al-Afuww secara bahasa berarti memaafkan, menghapus dosa, melebur dosa. Al-Afuww juga berarti menghilangkan sampai akar. Asmaul Husna al-Afuww artinya Allah Maha Pemaaf. Sifat pemaaf maksudnya menghapus dosa-dosa dan mengabaikan perbuatan buruk hamba-Nya atau menghilangkan dosa-dosa hamba-Nya sampai ke akar dengan tidak menimpakan hukuman atau sanksi kepadanya. Asma al-Afuww disebutkan dalam salah satu ayat Al-Qur'an sebagai berikut.

ذٰلِكَ ۚ وَمَنْ عَا قَبَ بِمِثْلِ مَا عُوْقِبَ بِهٖ ثُمَّ بُغِيَ عَلَيْهِ لَيَنْصُرَنَّهُ اللّٰهُ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَعَفُوٌّ غَفُوْرٌ

Artinya: "demikianlah, siapa yang membalas seimbang dengan penganiayaan yang telah dia derita kemudian dia di dzolimi (lagi) pasti akan ditolong oleh Allah. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun." (Q.S. al-Hajj [22]:60)

    Ada tiga makna yang terkandung dalam Asmaul Husna al-Afuww, yaitu menghilangkan dan menghapuskan, rida, serta memberi. Oleh karena itu, Allah SWT. menghilangkan dan menghapuskan dosa-dosa hamba-Nya beserta bekasnya. Allah SWT. meridoi mereka dan memberikan maaf tanpa diminta.

        Asmaul Husna al-Afuww hendaknya dicontoh dalam kehidupan sehari-hari. Wujud keteladanan dari Asmaul Husna al-Afuww adalah memaafkan kesalahan orang lain, bahkan membalas perbuatan buruk orang lain dengan kebaikan. Berikut keteladanan dari Asmaul Husna al-Afuww diantaranya.,

a. Tidak mengingat-ingat kesalahan orang lain.

b. Mengingat hal-hal positif yang dilakukan oleh orang lain.

c. Tidak menaruh perasaan.

3. Asmaul Husna Al-Wahid




















        Allah SWT. Maha Esa. Tidak ada makhluk yang dapat menandingi-Nya. Sebagaimana arti dari Asmaul Husna al-Wahid. Asmaul Husna al-Wahid artinya Allah SWT. Maha Esa dan tidak ada yang kedua. Keesaan Allah SWT. meliputi zat dan sifat-Nya. Allah SWT. tidak memiliki sekutu dalam zat, sifat, perbuatan, perintah, dan nama-nama-Nya yang indah. Tidak ada satupun makhluk-Nya yang dapat menyamai Allah SWT. Meyakini keesaan Allah SWT. artinya mengingkari makhluk yang dapat menyamai-Nya.

        Bukti bahwa Allah SWT. memiliki Asmaul Husna al-Wahid disebutkan dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 133.

اَمْ كُنْتُمْ شُهَدَآءَ اِذْ حَضَرَ يَعْقُوْبَ الْمَوْتُ ۙ اِذْ قَا لَ لِبَنِيْهِ مَا تَعْبُدُوْنَ مِنْۢ بَعْدِيْ ۗ قَا لُوْا نَعْبُدُ اِلٰهَكَ وَاِ لٰهَ اٰبَآئِكَ اِبْرٰهٖمَ وَاِ سْمٰعِيْلَ وَاِ سْحٰقَ اِلٰهًا وَّا حِدًا ۚ وَّنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ

Artinya: "Apakah kamu (hadir) menjadi saksi menjelang kematian Yakub ketika dia berkata kepada anak-anaknya, "apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab, "kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu: Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan (hanya) kepada-Nya kami berserah diri." (Q. S. Al-Baqarah [2]: 133)

        Memahami dan menghayati Asmaul Husna Al-Wahid harus diikuti dengan menerapkannya dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Umat Islam wajib mengesakan Allah SWT. dalam urusan akidah atau keyakinan, ucapan, serta perbuatan. Mengesakan Allah SWT. dalam setiap ibadah. Dengan begitu, keimanan kita akan makin kuat dan terhindar dari perilaku syirik.

4. Asmaul Husna as-Samad 











     Hanya Allah SWT. Sebagai satu-satunya Tuhan yang boleh diyakini umat muslim. Kita harus menyerahkan segala urusan kepada-Nya. Hanya Allah SWT. yang berkuasa atas kehidupan manusia. Berhubungan dengan hal tersebut, Allah SWT. memiliki nama as-Samad yang artinya tempat bergantung. Allah SWT. merupakan tempat bergantung seluruh makhluk-Nya. As-Somad juga memiliki arti Maha dibutuhkan. Seluruh makhluk di dunia membutuhkan Allah SWT. 

        Allah SWT. menciptakan segala sesuatu di alam semesta tanpa meminta bantuan dari siapapun. Dialah satu-satunya yang memiliki kuasa dan mengatur segalanya sesuai kehendaknya. Jika Allah SWT. tidak menghendaki, sesuatu tidak akan terjadi. Alam semesta berjalan secara tertata dan teratur. Setiap peristiwa yang terjadi di alam semesta karena Allah SWT. Oleh karena itu, manusia harus berserah diri kepada Allah SWT. dan menjadikannya sebagai satu-satunya tempat bersandar. 

        Adapun Asmaul Husna as-Samad tercantum dalam Al-quran surat al-ikhlas ayat 2.

اَللّٰهُ الصَّمَدُ 

Artinya: "Allah tempat meminta segala sesuatu." (Q.S. Al-Ikhlas [112]: 2)

    Asmaul Husna adalah nama-nama baik bagi Allah SWT. untuk itu, hendaknya kamu dapat meneladaninya dalam kehidupan sehari-hari. Adapun sikap yang dapat mencerminkan keteladanan terhadap Asmaul Husna as-Samad. Sebagai berikut.

1. Menggantungkan harapan hanya kepada Allah SWT. 

2. Tidak putus asa ketika menghadapi musibah karena ada Allah SWT. Sebagai tempat bergantung. 

3. Memohon pertolongan hanya kepada Allah SWT. Bukan lainnya. Meminta pertolongan kepada selain Allah SWT. Termasuk perbuatan syirik. 

4. Melakukan ikhtiar secara sungguh-sungguh. 

5. Senantiasa memberikan bantuan terhadap orang yang kesusahan. 

6. Senantiasa berbuat kebaikan terhadap sesama maupun lingkungan sekitar.




Minggu, 03 Agustus 2025

KANDUNGAN SURAH AD-DUHA

KANDUNGAN SURAH AD-DUHA

    Ad-Duha memiliki arti waktu duha atau matahari naik sepenggalah. Surah ini terletak pada juz ke 30 dalam Al-Qur'an dan berada diurutan ke-93. Surah Ad-Duha diturunkan sebelum Rasulullah saw. hijrah ke Madinah sehingga surah ini tergolong ke dalam surah Makiyah. Berikut lafal dan terjemah surah Ad-Duha.

وَالضُّحى (١) وَالَّيْلِ اِذَا سَجى (٢) مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلى (٣) وَلَلْا خِرَةُ خَيْرُ لَّكَ مِنَ الْاُ  وُلى (٤) وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضى (٥) اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَاوى (٦) وَوَجَدَ كَ ضَآلًّا فَهَدَى (٧) وَوَجَدَكَ عَآئِلًا فَاَغْنَى (٨) فَاَمَّا الْيَتِيْمَ فَلَا تَقْهَرْ (٩) وَاَمَّا السَّآ ئِلَ فَلَا تَنْهَرْ (١٠) وَاَمَّا بِنَعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ (١١)

Terjemah : 1. Demi waktu Duha. 2. Dan demi waktu malam apabila telah sunyi, 3. Tuhanmu (Nabi    Muhammad) tidak meninggalkan dan tidak pula membencimu. 4. Sungguh, akhirat itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan (dubia). 5. Sungguh, kelak (di akhirat nanti) Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu sehingga engkau rida. 6. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu. 7. mendapatimu sebagai seorang yang tidak tau (tentang syariat), lalu Dia memberimu petunjuk (wahyu). 8. dan mendapatimu sebagai seorang yang fakir, lalu Dia memberimu kecukupan ?, 9. Terhadap anak yatim, janganlah enkau berlaku sewenang-wenang. 10. Terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardik. 11. Terhadap nikmat Tuhanmu, nyatakanlah (dengan bersyukur).

Isi Kandungan

1. Ayat ke satu

Allah subhanahu wa ta'ala bersumpah dalam surat ad Dhuha ayat 1. Allah bersumpah dengan waktu Dhuha. Dhuha adalah waktu ketika matahari naik sepenggal: merupakan waktu yang istimewa. Pada waktu tersebut udara masih terasa sejuk dan manusia mengawali segala aktivitas. Allah subhanahu wa ta'ala memerintahkan agar manusia memanfaatkan waktu Dhuha untuk mencari nafkah, mencari keberkahan, dan beribadah salat Dhuha. 

2. Ayat ke dua

Surah ad Dhuha ayat 2 berisi tentang sumpah Allah subhanahu wa ta'ala yaitu sumpah dengan waktu malam. Malam terjadi ketika matahari telah terbenam. Saat malam telah datang, suasana menjadi sunyi karena beristirahat. Malam hari menunjukkan suasana tenang. Sumpah Allah subhanahu wa ta'ala dengan waktu pada ayat 1 dan 2 menunjukkan bahwa Allah subhanahu wa ta'ala pada. benar-benar menyampaikan berita yang sangat penting tentang waktu. Manusia harus memperhatikan firman Allah SWT. Tersebut. 

3. Ayat ke tiga

Surah ad Dhuha ayat 3 membantah kaum kafir Quraisy yang mengatakan bahwa Allah SWT. Telah membenci dan meninggalkan nabi Muhammad SAW. Ayat ini diturunkan selang 15 hari Wahyu tidak turun kepada nabi Muhammad SAW. Sehingga kaum kafir Quraisy mengatakan bahwa Allah SWT. Meninggalkannya. Ayat ini menjadi bukti bahwa Allah SWT. Senantiasa melindungi nabi Muhammad SAW. Dari perbuatan buruk orang-orang kafir Quraisy. 

4. Ayat ke empat

Surah ad Dhuha ayat 4 menjelaskan bahwa kehidupan akhirat lebih utama dibandingkan dunia. Akhirat merupakan kehidupan yang kekal. Manusia tidak boleh berlebih-lebihan mencintai dunia. Setiap orang harus melewati segala kesulitan di dunia. Orang dapat melewatinya dengan sabar dan tabah akan memperoleh kebahagiaan di dunia karena. Ayat ini mengingatkan nabi Muhammad SAW. Untuk tidak gelisah atas kesulitan yang dihadapi di dunia. 

5. Ayat ke lima

Surah ad Dhuha ayat 5 merupakan bentuk penegasan dari Allah SWT atas ayat sebelumnya. Ayat ini sebagai kabar gembira bagi nabi Muhammad SAW. Allah SWT. Memberikan karunianya sehingga nabi Muhammad SAW. Merasa ridho dan bahagia. Allah SWT. Akan memberikan kemenangan dan kejayaan di dunia serta derajat tinggi di akhirat. Dengan demikian, hati nabi Muhammad SAW. Menjadi tenang. 

6. Ayat ke enam

Pada ayat 6 Allah SWT. Mengingatkan kepada nabi Muhammad SAW. Tentang banyaknya nikmat yang telah diterima. Salah satu nikmat yang diterima nabi Muhammad SAW. Adalah perlindungan. Allah SWT karena. Melindungi beliau sejak kecil yang sudah yatim piatu. Allah SWT. Melindungi beliau agar aman dan nyaman. Allah SWT. Melindungi beliau sehingga dapat tumbuh menjadi dewasa dengan berbagai kemudahan. 

7. Ayat ke tujuh

Pada ayat 7 Allah SWT mengingatkan ketika nabi Muhammad SAW. Bingung dalam menghadapi umatnya. Beliau tidak tahu harus memulai dakwah dari mana. Beliau bingung menghadapi tingkah laku orang-orang yang memusuhinya. Allah SWT. Membimbing nabi Muhammad SAW. Allah SWT. Memudahkan urusan beliau. Sedikit demi sedikit nabi Muhammad SAW pada titik mampu menjalankan dakwah sehingga memiliki pengikut yang setia. 

8. Ayat ke delapan

Surah addhuha ayat 8 menyebutkan bahwa Allah SWT. Mengingatkan masa lalu nabi Muhammad SAW tanda. Yang serba kekurangan lalu Allah SWT. Memberikan kelapangan dan kecukupan kepada beliau. Allah SWT. Membukakan semua pintu rezeki kepada nabi Muhammad SAW. 

9. Ayat ke sembilan

Surah addhuha ayat 1 sampai 8 menjelaskan bahwa Allah SWT. Tidak akan meninggalkan nabi Muhammad SAW. Dan mengingatkan beliau akan nikmat yang telah diterimanya. Pada ayat 9 Allah SWT. Memberikan larangan kepada nabi Muhammad SAW. Larangan berlaku sewenang-wenang terhadap anak-anak yatim. Meskipun anak yatim lemah dan tidak memiliki pelindung, mereka adalah hamba-hamba Allah SWT. Yang dimuliakan dan harus disayangi.

10. Ayat ke sepuluh 

Orang yang meminta-minta menunjukkan dirinya lemah. Dalam ajaran islam sifat ini termasuk tidak terpuji. Namun demikian, Allah SWT dan rasulnya memerintahkan agar kita tidak menghardik dan berbuat kasar kepada orang yang meminta-minta. Kita hendaknya memberi sesuai kemampuan. Apabila tidak mampu, hendaknya ditolak dengan halus. 

11. Ayat ke sebelas 

Surah ad-dhuha ayat 11 menjelaskan perintah Allah SWT. Agar selalu mensyukuri nikmat yang telah dia berikan. Bersyukur dapat dilakukan dengan berbagai cara. Berdasarkan surat ad-dhuha ayat 11, cara mensyukuri nikmat Allah SWT. Adalah menyebut dan menyebarkan nikmat yang telah dikaruniakan kepada orang-orang yang membutuhkan. Menyebut nikmat Allah SWT. Bukan untuk kesombongan. Perintah ini sebagai penutup Wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW.

IMAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-SEHARI

IMAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-SEHARI      Iman secara behasa berarti al-Tashdiq yaitu membenarkan dengan hati. Membenarkan setiap berita yang ...