Senin, 18 Agustus 2025

MENGENAL ALLAH SWT. MELALUI ASMAUL HUSNA (al-Gaffar, al-Afuww, al-Wahid, dan as-Samad)

 MENGENAL ALLAH SWT. MELALUI ASMAUL HUSNA

(al-Gaffar, al-Afuww, al-Wahid, dan as-Samad)

      Allah SWT. adalah Zat yang Maha Sempurna di alam semesta. Kesempurnaan Allah SWT tersebut tergambar melalui Asmaul Husna. Asmaul Husna memiliki arti nama-nama yang baik. Asmaul Husna berjumlah sebanyak 99 nama. Nama-nama tersebut merupakan bukti dari kesempurnaan Allah SWT yang maha segala-galanya. Di dalam Al-qur'an surat al-A'raf ayat 180 Allah SWT berfirman,

وَلِلّٰهِ الْاَ سْمَآءُ الْحُسْنٰى فَا دْعُوْهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا الَّذِيْنَ يُلْحِدُوْنَ فِيْۤ اَسْمَآئِهٖ ۗ سَيُجْزَوْنَ مَا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ

Artinya : "Dan Allah memiliki Asmaul Husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 180)

    Allah SWT. memiliki asmaul husna al-Gaffar yang artinya maha pengampun. Allah SWT akan mengampuni hambanya apabila senantiasa memohon dan meminta hanya kepada-Nya. Ampunan Allah SWT sangatlah luas, seluas langit dan bumi, Oleh karena itu, mohonlah ampun kepada Allah SWT dengan cara menyebut Asmaul Husna.

        Asmaul Husna yang akan dibahas kali ini berkaitan dengan pengampunan Allah SWT. diantaranya al-Gaffar, al-Afuww, al-Wahid, dan as-Samad.

1. Al-Gaffar











        Al-Gaffar berasal dari kata (غفر) yang artinya menutupi, merahasiakan. Allah SWT. menutupi segala dosa atau aib manusia. Allah SWT. memiliki kemurahan dan ampunan yang luas. Allah SWT. sangat baik terhadap hamba-Nya meski telah berbuat dosa, Allah SWT. tetap menutupi dosa-dosanya. Bahkan Allah SWT. memberikan kesempatan untuk memohon ampun dan memaafkan segala kesalahannya. Magfirah dari Allah SWT., yaitu dirahasiakan dan diampuni dosa-dosa manusiadengan karunia dan rahmat-Nya. Al-Gaffar juga berarti Maha Pengampun. Allah SWT. memiliki hak mutlak untuk mengampuni dosa-dosa hamba-Nya. Manusia diperintahkan untuk bertaubat. Allah SWT. berfirman,

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ۗ اِنَّهٗ كَا نَ غَفَّا رًا

Artinya : "maka aku berkata (kepada mereka), "Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, sungguh, Dia Maha Pengampun," (QS. Nuh 71: Ayat 10)

        Salah satu contoh adalah ketika seseorang dengan sengaja meninggalkan sholat fardhu. Sholat fardhu hukumnya wajib bagi setiap muslim. Apabila sholat fardhu ditinggalkan maka akan berdosa dan wajib untuk mengqada' sholat yang telah ditinggalkan. Dosa meninggalkan sholat tersebut sudah tertulis dalam buku catatan amal manusia, namun Allah SWT. masih menutupi dosa tersebut dan memberikan kesempatan untuk menyesal dan memohon ampun atas dosanya. Allah SWT. maha pengampun atas dosa-dosa hamba-Nya. Inilah yang menjadi bukti Allah SWT. maha pengampun.

       Hendaknya seseorang mengamalkan Asmaul Husna dalam kehidupan sehari-hari. Pengamalan Asmaul Husna ini dapat ditunjukkan dengan perilaku keteladanan terhadap Asmaul Husna al-Gaffar. Berikut perilaku teladan Asmaul Husna al-Gaffar.

a. Tidak menceritakan aib orang lain terhadap siapapun. 

b. Memaafkan dan memberi kesempatan orang lain untuk berubah lebih baik. 

c. Menerima keburukan orang lain dengan lapang dada. 

d. Muhasabah diri terhadap kesalahan pribadi. 

e. Tidak memutus tali silaturahmi. 

f. Memohon ampunan kepada Allah SWT. 

2. Asmaul Husna al-Afuww











        Kata al-Afuww secara bahasa berarti memaafkan, menghapus dosa, melebur dosa. Al-Afuww juga berarti menghilangkan sampai akar. Asmaul Husna al-Afuww artinya Allah Maha Pemaaf. Sifat pemaaf maksudnya menghapus dosa-dosa dan mengabaikan perbuatan buruk hamba-Nya atau menghilangkan dosa-dosa hamba-Nya sampai ke akar dengan tidak menimpakan hukuman atau sanksi kepadanya. Asma al-Afuww disebutkan dalam salah satu ayat Al-Qur'an sebagai berikut.

ذٰلِكَ ۚ وَمَنْ عَا قَبَ بِمِثْلِ مَا عُوْقِبَ بِهٖ ثُمَّ بُغِيَ عَلَيْهِ لَيَنْصُرَنَّهُ اللّٰهُ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَعَفُوٌّ غَفُوْرٌ

Artinya: "demikianlah, siapa yang membalas seimbang dengan penganiayaan yang telah dia derita kemudian dia di dzolimi (lagi) pasti akan ditolong oleh Allah. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun." (Q.S. al-Hajj [22]:60)

    Ada tiga makna yang terkandung dalam Asmaul Husna al-Afuww, yaitu menghilangkan dan menghapuskan, rida, serta memberi. Oleh karena itu, Allah SWT. menghilangkan dan menghapuskan dosa-dosa hamba-Nya beserta bekasnya. Allah SWT. meridoi mereka dan memberikan maaf tanpa diminta.

        Asmaul Husna al-Afuww hendaknya dicontoh dalam kehidupan sehari-hari. Wujud keteladanan dari Asmaul Husna al-Afuww adalah memaafkan kesalahan orang lain, bahkan membalas perbuatan buruk orang lain dengan kebaikan. Berikut keteladanan dari Asmaul Husna al-Afuww diantaranya.,

a. Tidak mengingat-ingat kesalahan orang lain.

b. Mengingat hal-hal positif yang dilakukan oleh orang lain.

c. Tidak menaruh perasaan.

3. Asmaul Husna Al-Wahid




















        Allah SWT. Maha Esa. Tidak ada makhluk yang dapat menandingi-Nya. Sebagaimana arti dari Asmaul Husna al-Wahid. Asmaul Husna al-Wahid artinya Allah SWT. Maha Esa dan tidak ada yang kedua. Keesaan Allah SWT. meliputi zat dan sifat-Nya. Allah SWT. tidak memiliki sekutu dalam zat, sifat, perbuatan, perintah, dan nama-nama-Nya yang indah. Tidak ada satupun makhluk-Nya yang dapat menyamai Allah SWT. Meyakini keesaan Allah SWT. artinya mengingkari makhluk yang dapat menyamai-Nya.

        Bukti bahwa Allah SWT. memiliki Asmaul Husna al-Wahid disebutkan dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 133.

اَمْ كُنْتُمْ شُهَدَآءَ اِذْ حَضَرَ يَعْقُوْبَ الْمَوْتُ ۙ اِذْ قَا لَ لِبَنِيْهِ مَا تَعْبُدُوْنَ مِنْۢ بَعْدِيْ ۗ قَا لُوْا نَعْبُدُ اِلٰهَكَ وَاِ لٰهَ اٰبَآئِكَ اِبْرٰهٖمَ وَاِ سْمٰعِيْلَ وَاِ سْحٰقَ اِلٰهًا وَّا حِدًا ۚ وَّنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ

Artinya: "Apakah kamu (hadir) menjadi saksi menjelang kematian Yakub ketika dia berkata kepada anak-anaknya, "apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab, "kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu: Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan (hanya) kepada-Nya kami berserah diri." (Q. S. Al-Baqarah [2]: 133)

        Memahami dan menghayati Asmaul Husna Al-Wahid harus diikuti dengan menerapkannya dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Umat Islam wajib mengesakan Allah SWT. dalam urusan akidah atau keyakinan, ucapan, serta perbuatan. Mengesakan Allah SWT. dalam setiap ibadah. Dengan begitu, keimanan kita akan makin kuat dan terhindar dari perilaku syirik.

4. Asmaul Husna as-Samad 











     Hanya Allah SWT. Sebagai satu-satunya Tuhan yang boleh diyakini umat muslim. Kita harus menyerahkan segala urusan kepada-Nya. Hanya Allah SWT. yang berkuasa atas kehidupan manusia. Berhubungan dengan hal tersebut, Allah SWT. memiliki nama as-Samad yang artinya tempat bergantung. Allah SWT. merupakan tempat bergantung seluruh makhluk-Nya. As-Somad juga memiliki arti Maha dibutuhkan. Seluruh makhluk di dunia membutuhkan Allah SWT. 

        Allah SWT. menciptakan segala sesuatu di alam semesta tanpa meminta bantuan dari siapapun. Dialah satu-satunya yang memiliki kuasa dan mengatur segalanya sesuai kehendaknya. Jika Allah SWT. tidak menghendaki, sesuatu tidak akan terjadi. Alam semesta berjalan secara tertata dan teratur. Setiap peristiwa yang terjadi di alam semesta karena Allah SWT. Oleh karena itu, manusia harus berserah diri kepada Allah SWT. dan menjadikannya sebagai satu-satunya tempat bersandar. 

        Adapun Asmaul Husna as-Samad tercantum dalam Al-quran surat al-ikhlas ayat 2.

اَللّٰهُ الصَّمَدُ 

Artinya: "Allah tempat meminta segala sesuatu." (Q.S. Al-Ikhlas [112]: 2)

    Asmaul Husna adalah nama-nama baik bagi Allah SWT. untuk itu, hendaknya kamu dapat meneladaninya dalam kehidupan sehari-hari. Adapun sikap yang dapat mencerminkan keteladanan terhadap Asmaul Husna as-Samad. Sebagai berikut.

1. Menggantungkan harapan hanya kepada Allah SWT. 

2. Tidak putus asa ketika menghadapi musibah karena ada Allah SWT. Sebagai tempat bergantung. 

3. Memohon pertolongan hanya kepada Allah SWT. Bukan lainnya. Meminta pertolongan kepada selain Allah SWT. Termasuk perbuatan syirik. 

4. Melakukan ikhtiar secara sungguh-sungguh. 

5. Senantiasa memberikan bantuan terhadap orang yang kesusahan. 

6. Senantiasa berbuat kebaikan terhadap sesama maupun lingkungan sekitar.




Minggu, 03 Agustus 2025

KANDUNGAN SURAH AD-DUHA

KANDUNGAN SURAH AD-DUHA

    Ad-Duha memiliki arti waktu duha atau matahari naik sepenggalah. Surah ini terletak pada juz ke 30 dalam Al-Qur'an dan berada diurutan ke-93. Surah Ad-Duha diturunkan sebelum Rasulullah saw. hijrah ke Madinah sehingga surah ini tergolong ke dalam surah Makiyah. Berikut lafal dan terjemah surah Ad-Duha.

وَالضُّحى (١) وَالَّيْلِ اِذَا سَجى (٢) مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلى (٣) وَلَلْا خِرَةُ خَيْرُ لَّكَ مِنَ الْاُ  وُلى (٤) وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضى (٥) اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَاوى (٦) وَوَجَدَ كَ ضَآلًّا فَهَدَى (٧) وَوَجَدَكَ عَآئِلًا فَاَغْنَى (٨) فَاَمَّا الْيَتِيْمَ فَلَا تَقْهَرْ (٩) وَاَمَّا السَّآ ئِلَ فَلَا تَنْهَرْ (١٠) وَاَمَّا بِنَعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ (١١)

Terjemah : 1. Demi waktu Duha. 2. Dan demi waktu malam apabila telah sunyi, 3. Tuhanmu (Nabi    Muhammad) tidak meninggalkan dan tidak pula membencimu. 4. Sungguh, akhirat itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan (dubia). 5. Sungguh, kelak (di akhirat nanti) Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu sehingga engkau rida. 6. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu. 7. mendapatimu sebagai seorang yang tidak tau (tentang syariat), lalu Dia memberimu petunjuk (wahyu). 8. dan mendapatimu sebagai seorang yang fakir, lalu Dia memberimu kecukupan ?, 9. Terhadap anak yatim, janganlah enkau berlaku sewenang-wenang. 10. Terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardik. 11. Terhadap nikmat Tuhanmu, nyatakanlah (dengan bersyukur).

Isi Kandungan

1. Ayat ke satu

Allah subhanahu wa ta'ala bersumpah dalam surat ad Dhuha ayat 1. Allah bersumpah dengan waktu Dhuha. Dhuha adalah waktu ketika matahari naik sepenggal: merupakan waktu yang istimewa. Pada waktu tersebut udara masih terasa sejuk dan manusia mengawali segala aktivitas. Allah subhanahu wa ta'ala memerintahkan agar manusia memanfaatkan waktu Dhuha untuk mencari nafkah, mencari keberkahan, dan beribadah salat Dhuha. 

2. Ayat ke dua

Surah ad Dhuha ayat 2 berisi tentang sumpah Allah subhanahu wa ta'ala yaitu sumpah dengan waktu malam. Malam terjadi ketika matahari telah terbenam. Saat malam telah datang, suasana menjadi sunyi karena beristirahat. Malam hari menunjukkan suasana tenang. Sumpah Allah subhanahu wa ta'ala dengan waktu pada ayat 1 dan 2 menunjukkan bahwa Allah subhanahu wa ta'ala pada. benar-benar menyampaikan berita yang sangat penting tentang waktu. Manusia harus memperhatikan firman Allah SWT. Tersebut. 

3. Ayat ke tiga

Surah ad Dhuha ayat 3 membantah kaum kafir Quraisy yang mengatakan bahwa Allah SWT. Telah membenci dan meninggalkan nabi Muhammad SAW. Ayat ini diturunkan selang 15 hari Wahyu tidak turun kepada nabi Muhammad SAW. Sehingga kaum kafir Quraisy mengatakan bahwa Allah SWT. Meninggalkannya. Ayat ini menjadi bukti bahwa Allah SWT. Senantiasa melindungi nabi Muhammad SAW. Dari perbuatan buruk orang-orang kafir Quraisy. 

4. Ayat ke empat

Surah ad Dhuha ayat 4 menjelaskan bahwa kehidupan akhirat lebih utama dibandingkan dunia. Akhirat merupakan kehidupan yang kekal. Manusia tidak boleh berlebih-lebihan mencintai dunia. Setiap orang harus melewati segala kesulitan di dunia. Orang dapat melewatinya dengan sabar dan tabah akan memperoleh kebahagiaan di dunia karena. Ayat ini mengingatkan nabi Muhammad SAW. Untuk tidak gelisah atas kesulitan yang dihadapi di dunia. 

5. Ayat ke lima

Surah ad Dhuha ayat 5 merupakan bentuk penegasan dari Allah SWT atas ayat sebelumnya. Ayat ini sebagai kabar gembira bagi nabi Muhammad SAW. Allah SWT. Memberikan karunianya sehingga nabi Muhammad SAW. Merasa ridho dan bahagia. Allah SWT. Akan memberikan kemenangan dan kejayaan di dunia serta derajat tinggi di akhirat. Dengan demikian, hati nabi Muhammad SAW. Menjadi tenang. 

6. Ayat ke enam

Pada ayat 6 Allah SWT. Mengingatkan kepada nabi Muhammad SAW. Tentang banyaknya nikmat yang telah diterima. Salah satu nikmat yang diterima nabi Muhammad SAW. Adalah perlindungan. Allah SWT karena. Melindungi beliau sejak kecil yang sudah yatim piatu. Allah SWT. Melindungi beliau agar aman dan nyaman. Allah SWT. Melindungi beliau sehingga dapat tumbuh menjadi dewasa dengan berbagai kemudahan. 

7. Ayat ke tujuh

Pada ayat 7 Allah SWT mengingatkan ketika nabi Muhammad SAW. Bingung dalam menghadapi umatnya. Beliau tidak tahu harus memulai dakwah dari mana. Beliau bingung menghadapi tingkah laku orang-orang yang memusuhinya. Allah SWT. Membimbing nabi Muhammad SAW. Allah SWT. Memudahkan urusan beliau. Sedikit demi sedikit nabi Muhammad SAW pada titik mampu menjalankan dakwah sehingga memiliki pengikut yang setia. 

8. Ayat ke delapan

Surah addhuha ayat 8 menyebutkan bahwa Allah SWT. Mengingatkan masa lalu nabi Muhammad SAW tanda. Yang serba kekurangan lalu Allah SWT. Memberikan kelapangan dan kecukupan kepada beliau. Allah SWT. Membukakan semua pintu rezeki kepada nabi Muhammad SAW. 

9. Ayat ke sembilan

Surah addhuha ayat 1 sampai 8 menjelaskan bahwa Allah SWT. Tidak akan meninggalkan nabi Muhammad SAW. Dan mengingatkan beliau akan nikmat yang telah diterimanya. Pada ayat 9 Allah SWT. Memberikan larangan kepada nabi Muhammad SAW. Larangan berlaku sewenang-wenang terhadap anak-anak yatim. Meskipun anak yatim lemah dan tidak memiliki pelindung, mereka adalah hamba-hamba Allah SWT. Yang dimuliakan dan harus disayangi.

10. Ayat ke sepuluh 

Orang yang meminta-minta menunjukkan dirinya lemah. Dalam ajaran islam sifat ini termasuk tidak terpuji. Namun demikian, Allah SWT dan rasulnya memerintahkan agar kita tidak menghardik dan berbuat kasar kepada orang yang meminta-minta. Kita hendaknya memberi sesuai kemampuan. Apabila tidak mampu, hendaknya ditolak dengan halus. 

11. Ayat ke sebelas 

Surah ad-dhuha ayat 11 menjelaskan perintah Allah SWT. Agar selalu mensyukuri nikmat yang telah dia berikan. Bersyukur dapat dilakukan dengan berbagai cara. Berdasarkan surat ad-dhuha ayat 11, cara mensyukuri nikmat Allah SWT. Adalah menyebut dan menyebarkan nikmat yang telah dikaruniakan kepada orang-orang yang membutuhkan. Menyebut nikmat Allah SWT. Bukan untuk kesombongan. Perintah ini sebagai penutup Wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW.

Sabtu, 26 Juli 2025

HADITS TENTANG KEUTAMAAN MEMBERI

 HADITS TENTANG KEUTAMAAN MEMBERI

    Umat Islam dianjurkan untuk senantiasa memberi dalam kebaikan. Memberi dengan ikhlas sesuai dengan batas kemampuan. Memberi kepada orang lain harus didasarkan dengan niat yang ikhlas hanya mengharap rida Allah SWT. Sikap memberi memiliki banyak hikmah dan keutamaan. Sikap memberi akan berdampak positif bagi diri sendiri dan orang yang diberi. Rasulullah SAW bersabda tentang keutamaan memberi.

َعَنْ عَبْدِ اللهِ ا بْنِ عُمَرَ أنَّ رَسُوْ لَ اللهِ صَلَّ اللهِ عََلَهِ وَسَلَّمَ قَلَ: اَلْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَ اَلْيَدُ الْعُلْْيَا هِيَ الْْمُنْفِِقَةُ والسُّفْل هِيَ السَّا ئِلَة.(متفق عليه)

Artinya : 

Dari Abdullah ibnu umar ra. Rasulullah SAW. bersabda. "Tangan di atas lebih mulia dari pada tangan di bawah, dan yang dimaksud tangan di atas adalah yang memberi, sedangkan yang di bawah adalah yang meminta." (H.R. Muttafaqun 'alaihi)

    Hadits di atas menganjurkan kepada umat Islam untuk senantiasa menjadi orang yang dermawan. Islam juga melarang umat muslim untuk meminta-minta. Memberi lebih utama dari pada meminta. Pemberian yang utama adalah ketika harta yang dimiliki hanya cukup untuk kebutuhannya sendiri dan orang yang ditanggung. 

    Dalam Islam memberi dibagi menjadi 4, yaitu sedekah, jariah, hibah, dan hadiah. berikut penjelasan mengenai sedekah, jariah, hibah, dan hadiah.

1. Sedekah

Dalam hal ini zakat, diberikan kepada delapan golongan atau asnaf yang telah ditentukan. Ketentuan golongan yang menerima sedekah terdapat di dalam Al-Qur'an. Orang yang menerima zakat disebut dengan mustahik.

2. Jariah

Jariah umumnya sesuatu yang diberikan untuk kepentingan umum. Jariah dapat berupa uang atau benda. Contoh pemberian jariah adalah infak masjid. Uang infak tersebut digunakan untuk keperluan masjid. Pahala untuk pemberian jariah tidak terputus meski orang yang memberi sudah meninggal dunia.

3. Hibah

Hibah pemberian berupa uang atau harta. Hibah tidak menghendaki imbalan. Hibah bertujuan untuk menjinakkan hati dan meneguhkan kecintaan diantara manusia.

4. Hadiah

Hadiah merupakan pemberian kepada orang lain sebagai bentuk penghormatan atau sikap kasih sayang agar terwujudnya hubungan baik dan semata-mata untuk mendapatkan keridaan dari Allah SWT.

    Manfaat memberi akan dirasakan oleh pemberi dan yang diberi. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw. Beliau menjelaskan bahwa sedekah dapat menolak bala, memadamkan murka Allah SWT. dan Allah memerintahkan agar mendahulukan bersedekah dari pada beramal kepadannya.

Selasa, 20 Mei 2025

MATERI KELAS 6 SD MENGAMALKAN PUASA SUNNAH

 MENGAMALKAN PUASA SUNNAH

    Puasa merupakan salah satu dari jenis ibadah yang disyariatkan dalam agama Islam. Terdapat beberapa jenis puasa, diantaranya puasa wajib dan puasa Sunnah. Puasa wajib merupakan jenis puasa yang diwajibkan Allah SWT. Untuk dilaksanakan umat Islam yang telah memenuhi syarat, seperti puasa Ramadan dan puasa kafarah. Sedangkan puasa sunnah merupakan jenis puasa yang dianjurkan oleh Allah SWT. Untuk dilaksanakan.

A. Makna Puasa Sunnah

    Puasa berasal dari bahasa Arab yaitu shaum atau siyam yang artinya menahan diri. Sedangkan menurut istilah bahwa puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa seperti makan dan minum, mulai dari terbit fajar (sebelum subuh) sampai terbenam matahari (waktu Maghrib). Tujuan pelaksanaan ibadah puasa adalah untuk mendekatkan diri dan mendapatkan ganjaran pahala dari Allah SWT. Sebagaimana disebutkan dalam salah satu hadis qudsi yang diriwayatkan oleh imam muslim "setiap amal manusia adalah untuknya, kecuali puasa, sesungguhnya puasa adalah untukku, dan akulah yang akan memberinya ganjaran."

    Puasa apabila ditinjau dari hukum pelaksanaannya dibedakan menjadi empat macam, yaitu puasa wajib, puasa Sunnah, puasa makruh dan puasa haram.

1. Puasa Wajib (Fardhu)

    Puasa wajib merupakan puasa yang diwajibkan oleh Allah SWT. Untuk dikerjakan oleh umat Islam dengan syarat-syarat tertentu. Puasa wajib adalah puasa yang hukumnya wajib yaitu apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila tidak dikerjakan akan mendatangkan dosa, seperti puasa di bulan Ramadan, puasa kafarah, dan puasa nazar. 

2. Puasa Sunnah (Tatawwu')

    Puasa sunnah merupakan puasa yang dianjurkan untuk dikerjakan oleh umat Islam, sebagai tambahan dan penyempurna ibadah wajib. Puasa sunnah adalah puasa yang hukumnya Sunnah yaitu apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak berdosa, seperti puasa pada hari Senin dan Kamis. 

3. Puasa Makruh

    Puasa makruh merupakan melaksanakan ibadah puasa dengan cara dan waktu yang tidak dianjurkan, namun tidak mendatangkan dosa. Hukum pelaksanaannya adalah makruh, yaitu boleh dikerjakan namun lebih baik ditinggalkan, seperti melaksanakan puasa pada hari Jumat saja atau pada hari Sabtu saja, atau berpuasa yang dapat menjadikan diri menderita. 

4. Puasa Haram

    Puasa haram yaitu melaksanakan puasa pada waktu yang dilarang oleh Allah SWT. Hukumnya adalah haram, apabila dikerjakan akan berdosa. Waktu yang dilarang melaksanakan puasa antara lain puasa pada hari Raya idul Fitri dan idul Adha, serta puasa pada hari tasyrik yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 bulan Dzulhijjah. 

    Jadi puasa sunnah merupakan ibadah puasa yang dianjurkan untuk dikerjakan pada waktu-waktu tertentu sebagai tambahan amalan, serta penyempurnaan ibadah wajib lainnya. Melaksanakan puasa sunnah merupakan bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Karena puasa merupakan salah satu ibadah yang paling utama. Hal ini dijelaskan di dalam hadis shahih imam Al Bukhari dan imam muslim, 

مَا مِنْ عَبْدٍ يَصُومُ يَوْمًا فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ بَاعَدَ اللَّهُ بِذَلِكَ الْيَوْمِ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا

    Artinya : "Barang berpuasa satu hari di jalan Allah, niscaya Allah akan menjauhkan dirinya dari neraka sejauh 70 tahun. (HR. Al Bukhari dan Muslim) 

B. Jenis Puasa dan Waktu Pelaksanaannya 

1. Puasa Syawal, yaitu berpuasa 6 hari pada bulan Syawal setelah hari raya idul Fitri. Keutamaan puasa Syawal sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat abu Ayyub, berikut ;

مَنْ صَامَ رَمَضانَ ثُمَّ أَتَبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كانَ كصِيَامِ الدَّهْرِ

Artinya: "Barang siapa berpuasa Ramadan lalu melanjutkannya dengan puasa 6 hari di bulan Syawal, maka itu setara dengan puasa sepanjang tahun. 

2. Puasa Senin-Kamis, yaitu berpuasa pada setiap hari Senin dan Kamis. Puasa ini disunahkan sebagaimana dalam hadis shahih Muslim disebutkan bahwa ketika Rasulullah SAW karena. Ditanya, maka beliau menjawab 

ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ

Artinya: "itu adalah hari kelahiranku dan diturunkannya wahyu kepadaku 

3. Puasa Arafah, yaitu berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah atau 1 hari sebelum hari raya idul Adha. 

4. Puasa Asyura, yaitu puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram. Bulan Muharram merupakan urutan bulan yang pertama dalam kalender Hijriyah dan sering disebut dengan tahun baru Islam. 

5. Puasa sya'ban, puasa sunnah yang dilaksanakan pada pertengahan bulan sya'ban (Nisfu Syakban)

6. Puasa di pertengahan bulan (bulan kamariah), yaitu puasa sunnah yang dikerjakan pada ayyamul bidh yaitu hari-hari putih, yaitu hari yang terang bulan pada malam harinya. Biasanya terjadi pada tanggal 13, 14 dan 15. Disebut hari-hari putih Karena terang karena bulan pada malam harinya dan pada siang hari terang karena matahari. 

7. Puasa nabi Daud, yaitu sehari berpuasa dan sehari tidak berpuasa, masa ini disunnahkan menurut kebiasaan yang dilakukan oleh nabi Daud AS, hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, berikut; 

أَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ ، كَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا 

Artinya: "puasa yang paling utama adalah puasa nabi Daud. Beliau biasa berpuasa sehari dan tidak berpuasa sehari"

8. Puasa tasu'a, yaitu berpuasa pada tanggal 9 Muharram, dengan tujuan untuk mengiringi pelaksanaan puasa sunnah pada tanggal 10 Muharram. Puasa sunnah ini dilakukan adalah sebagai pembeda pelaksanaan Puasa orang Yahudi yang juga dilakukan pada tanggal 10 Muharram. Melaksanakan puasa pada tanggal 9 Muharram menjadi Sunnah Dan dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Yang bertujuan untuk mengiringi pelaksanaan Puasa pada tanggal 10 Muharram keesokan harinya, hal inilah yang akan membedakan dengan puasa yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani. 

C. Ketentuan Puasa Sunnah

    Setiap ibadah yang kita lakukan agar diterima oleh Allah SWT, hendaklah mengikuti ketentuan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Begitu pula dengan ibadah puasa, ada beberapa ketentuan yang harus kita ikuti. Kalian tentu masih ingat dengan beberapa ketentuan tentang puasa Ramadan, yaitu syarat dan rukun, serta hal-hal yang membatalkan puasa. Beberapa ketentuan tersebut juga berlaku pada puasa sunnah. Ketentuan tersebut antara lain: 

1. Syarat puasa Sunnah 

a. Islam, maksudnya adalah orang yang melaksanakan puasa haruslah beragama Islam. 

b. Mumayyiz, yaitu anak yang telah dapat membedakan antara hal bermanfaat dan berbahaya bagi dirinya sendiri. 

c. Suci, yaitu tidak dalam keadaan haid atau nifas (khusus bagi wanita)

d. Berpuasa pada waktu yang diperbolehkan. 

e. Mendapat izin dari suami (khusus bagi wanita yang bersuami), karena tidak diperbolehkan seorang wanita bersuami melaksanakan puasa sunnah jika tidak diizinkan oleh suaminya. 

2. Rukun puasa

a. Niat, yaitu berniat melaksanakan puasa pada malam harinya.

b. Menahan, yaitu menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa di siang hari, mulai terbit fajar hingga terbenam matahari. 

3. Hal-hal yang membatalkan puasa 

a. Makan dan minum dengan sengaja. 

b. Muntah dengan sengaja. 

c. Murtad atau keluar dari agama Islam. 

d. Keluar dari ketentuan syarat sah puasa. 

4. Tata cara pelaksanaan puasa sunnah 

      Tata cara pelaksanaan puasa sunnah sama seperti pelaksanaan Puasa pada umumnya seperti puasa di bulan Ramadan, perbedaannya terletak pada nikmatnya saja. 

    Niat puasa sunnah disesuaikan dengan jenis puasa yang akan dilaksanakan, dan dilakukan pada malam hari sebelum melaksanakan puasa. Niat merupakan pekerjaan hati dan tidak harus dilepaskan menggunakan bahasa Arab, namun juga boleh menggunakan bahasa yang kita pahami. Contoh niat puasa sunnah hari Senin :

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Artinya: "saya niat berpuasa pada hari Senin, sunnah karena Allah ta'ala".

D. Hikmah dan Keutamaan Puasa Sunnah

    Sebagaimana layaknya ibadah yang diwajibkan oleh Allah SWT. Memiliki hikmah atau keutamaan bagi orang yang melaksanakannya, begitu pula dengan puasa sunnah, juga memiliki hikmah dan keutamaan bagi siapa saja yang melaksanakannya. Secara umum hikmah dan keutamaannya adalah sebagai berikut: 

1. Menyempurnakan kekurangan ibadah wajib 

2. Meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. 

3. Menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh 

4. Menumbuhkan kepedulian sosial 

5. Menegakkan sunah-sunah Rasulullah SAW. 

      Selain beberapa hikmah puasa sunnah yang telah dijelaskan di atas, terdapat beberapa hikmah puasa sunnah lainnya sebagaimana tujuan dilakukan puasa tersebut yang disebabkan oleh suatu hikmah yang ingin Allah SWT. Berikan kepada hambaNya. 

    Misalnya pelaksanaan Puasa Arafah, yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Dengan tujuan agar orang yang berpuasa memiliki sikap tenggang rasa dan memikirkan orang-orang yang berada di padang Arafah, mereka memenuhi panggilan Allah dan meminta kepada Allah SWT. Begitu pula dengan pelaksanaan puasa sunnah pada hari Asyura. Puasa ini dianjurkan sebagai ungkapan rasa syukur atas kemenangan nabi Musa AS., sehingga seseorang yang berpuasa pada hari tersebut, menunjukkan rasa syukur kepada Allah SWT. Serta akan mendapatkan pahala yang sangat besar. Puasa 6 hari di bulan Syawal juga memiliki keutamaan sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis Rasulullah SAW., "Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadan, lalu dia lanjutkan dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka seakan-akan dia telah berpuasa selama satu tahun penuh. "

Kamis, 15 Mei 2025

Materi Kelas 6 SD Qada dan Qadar Allah SWT.

 INDAHNYA KETETAPAN ALLAH SWT



A. MAKNA BERIMAN KEPADA QADA DAN QADAR

    Iman adalah keyakinan yang diyakini di dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan dilaksanakan dengan amal perbuatan. Iman kepada qada dan qadar berarti percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt. mempunyai kehendak, ketetapan, keputusan atas semua makhluknya termasuk segala sesuatu yang meliputi semua kejadian yang menimpa makhluk. Kejadian itu bisa berupa hal baik atau buruk, hidup atau mati, kemunculan atau kemusnahan. Semua bukti dari kebesaran Allah Swt. Segala sesuatu  yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. sudah ada sebelum keberadaan makhluk. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Q.S. Al-Hadid [57]:22.

مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِىٓ أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَآ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ

        Artinya: "Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri                melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.                            Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah".

1. Pengertian Qada dan Qadar 

    Menurut bahasa qada artinya ketetapan. Secara istilah qada adalah ketetapan Allah Swt. kepada setiap makhluknya yang bersifat azali, artinya ketetapan itu sudah ada sebelum keberadaan atau kelahiran dari makhluk. Adapun qadar menurut bahasa memiliki arti ukuran. Secara istilah qadar adalah terjadinya penciptaan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan sebelumnya. Qada dan Qadar dalam keseharian sering kita sebut dengan takdir.

    Allah Swt. telah menciptakan dan menentukan apa-apa yang dia kehendaki. Manusia tidak dapat memilih sesuka hati mereka. Segala sesuatu tidak akan terjadi, kecuali dengan kekuasaan dan kehendaknya. Kita harus berusaha secara maksimal dan berdoa, berhasil atau tidaknya usaha yang kita lakukan, Allah Swt. yang menentukannya. Walaupun semuanya telah ditetapkan, bukan berarti manusia tidak ada usaha, Manusia tetap diwajibkan untuk selalu berusaha dalam hidupnya, sebab untuk mencapai cita-cita atau tujuannya, selain harus berdoa juga harus berusaha dan bekerja.

    Iman kepada qada dan qadar termasuk rukun iman yang keenam, sebagaimana sabda Rasulullah saw. yang artinya: "Iman itu ialah engkau percaya kepada Allah, para malaikatnya, kitab-kitabnya, para Rasulnya, hari akhirat, dan engkau percaya kepada qada dan qadar Allah Swt. "(H.R. Muslim).

2. Dalil-dalil tentang Qada dan Qadar

    Qada berarti ketetapan. Hal ini berarti Allah Swt. telah menggariskan apa yang menjadi takdir atau ketetapan pada makhluk ciptaanya. Sebagai orang yang beriman kita wajib menerima dengan ikhlas suatu kejadian yang sedang menimpa kita dan percaya bahwa kejadian tersebut merupakan ketetapan dan kehendaknya. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Q.S. Ali Imran ayat 47.

قَالَتْ رَبِّ أَنَّىٰ يَكُونُ لِى وَلَدٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِى بَشَرٌ ۖ قَالَ كَذَٰلِكِ ٱللَّهُ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ ۚ إِذَا قَضَىٰٓ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ

        Artinya: Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum         pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun". Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril):                   "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak                        menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia.

    Adapun qadar artinya ukuran, kepastian, peraturan. Hal ini berarti Allah Swt. dalam menciptakan segala sesuatu sesuai dengan ukuran yang dikehendakinya. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Q.S. Al-Qomar ayat 49.

إِنَّا كُلَّ شَىْءٍ خَلَقْنَٰهُ بِقَدَرٍ

        Artinya: Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.

B. JENIS-JENIS TAKDIR DAN CONTOHNYA

    Takdir Allah SWT. Merupakan iradah (kehendak) Allah SWT. Oleh sebab itu, takdir tidak selalu sesuai dengan keinginan kita. Tatkala takdir sesuai dengan keinginan kita, hendaklah kita bersyukur karena hal itu merupakan nikmat yang diberikan Allah subhanahu wa Ta'Ala. Kepada kita. Ketika takdir yang kita alami tidak menyenangkan atau merupakan musibah, maka hendaklah kita terima dengan sabar dan ikhlas. Kita harus yakin bahwa dibalik musibah itu ada hikmah yang terkadang kita belum mengetahuinya. Allah SWT. Maha mengetahui atas apa yang diperbuatnya. Adapun takdir dibagi menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut. 

1. Takdir Muallaq

    Takdir muallaq yaitu takdir yang masih digantungkan pada usaha dan doa manusia. Hal ini, seseorang diberikan ketetapan oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Sesuai dengan apa yang telah ia usahakan. Seseorang yang ingin kaya, pintar, dan lain-lain berarti orang ini harus melalui proses usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Sebagaimana firman Allah subhanallah wa ta'ala dalam surah An-Najm ayat 39-40.

    Dengan demikian, takdir muallaq merupakan takdir yang masih bisa diubah melalui ikhtiar manusia. Adapun contoh takdir muallaq adalah sebagai berikut. 

a. Anak yang bodoh menjadi pintar, karena ia belajar dengan giat disertai doa dengan sungguh-sungguh. 

b. Orang miskin yang giat bekerja menjadi kaya, karena ia bersungguh-sungguh dalam berikhtiar dan berdoa. 

c. Orang yang sakit menjadi kembali sehat dengan cara berobat. 

2. Takdir Mubram

    Takdir mubram yaitu takdir yang tidak bisa diubah oleh manusia walaupun ada ikhtiar dan tawakal. Misalnya kematian sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta'ala dalam Quran surat al-a'raf ayat 34.

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

        Artinya: Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka                tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.

    Takdir mubram mencakup segala peristiwa dalam kehidupan manusia yang telah ditetapkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Sejak awal penciptaan dan tidak dapat diubah oleh manusia. Contoh lain dari takdir mubram yaitu kebahagiaan dan kesedihan, adanya pasang surut air laut, ketetapan tentang jenis kelamin makhluk hidup, terjadinya gerhana matahari atau bulan, ketetapan lahir dan matinya makhluk, terjadinya siang dan malam ketetapan jodoh seseorang, terjadinya bencana alam, serta kepastian mengenai akan datangnya hari kiamat. 

C. SIKAP TERHADAP TAKDIR ALLAH SWT.

    Sebagai seorang muslim sudah menjadi kewajiban kita untuk mengimani adanya takdir Allah subhanahu wa ta'ala. Kita tidak boleh menolak atau menyalahkan Allah subhanahu wa ta'ala. Atas takdir yang kita terima. Justru kita harus siap menerima segala ketetapan yang telah Allah subhanahu wa ta'Ala. gariskan kepada kita. Terdapat beberapa sikap yang dapat kita tunjukkan dalam menyikapi takdir Allah SWT. Sikap-sikap tersebut diantaranya sebagai berikut. 

a. Ikhtiar 

    Ikhtiar adalah berusaha sungguh-sungguh untuk mencapai harapan, keinginan, atau cita-cita. Ketika seseorang menginginkan sesuatu maka ia harus mau berusaha atau berupaya untuk meraihnya. Allah subhanahu wa ta'ala. yang menentukan takdir setiap makhluk ciptaannya, kita sebagai seorang hamba berkewajiban melakukan ikhtiar. Usaha tersebut diikuti dengan doa, memohon kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Agar keinginan tersebut dapat terwujud. 

b. Berdoa

    Doa adalah ikhtiar batin yang besar pengaruhnya bagi manusia yang meyakininya. Doa merupakan permintaan manusia yang ditujukan kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Orang yang mengimani takdir Allah subhanahu wa ta'ala. Akan senantiasa berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan yang diinginkan disertai dengan doa. Apabila manusia melakukan usaha tanpa disertai doa, maka usahanya tersebut akan sia-sia. Begitu pula sebaliknya, jika manusia berdoa tanpa berusaha, maka doanya pun tidak akan dikabulkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala.

c. Tawakal

    Tawakal artinya berserah diri kepada Allah SWT. Atas hasil usaha kita setelah berusaha dengan sungguh-sungguh dan berdoa. Seseorang yang menyertakan tawakal dalam setiap tindakan dan usahanya akan berdampak positif terhadap kepribadiannya. 

D. HIKMAH BERIMAN KEPADA TAKDIR

    Sebagai orang yang beriman, tentu kita sangat meyakini bahwa semua yang terjadi di alam semesta ini merupakan ketetapan dari Allah SWT pada titik baik berupa kejadian yang baik (kenikmatan), maupun kejadian yang buruk (musibah). Oleh karena itu, kita harus selalu berpikir positif terhadap keputusan Allah SWT. Jangan sampai kita berburuk sangka terhadap Allah SWT. Atas takdir yang menimpa kita. 

    Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang kita dapatkan dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Hikmah tersebut antara lain sebagai berikut. 

1. Meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam ini tidak lepas dari kehendak Allah SWT.

2. Termotivasi untuk senantiasa berikhtiar dan berusaha lebih giat lagi dalam mengejar cita-citanya.

3. Meningkatkan keyakinan akan pentingnya peran doa bagi keberhasilan sebuah usaha adalah

4. Meningkatkan optimisme dalam menatap masa depan dengan ikhtiar yang sungguh-sungguh.



Minggu, 04 Mei 2025

MATERI PAI KELAS VI (ENAM) JASA-JASA KHALIFAH ALI BIN ABI THALIB

 MATERI PAI KELAS VI (ENAM)

JASA-JASA KHALIFAH ALI BIN ABI THALIB


    Ali bin Abi Thalib adalah khalifah ke-4 dalam Islam. Beliau melanjutkan kepemimpinan Islam menggantikan Usman bin Affan yang dibunuh oleh kaum pemberontak yang tidak puas dengan kepemimpinan Usman bin Affan. Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah selama 6 tahun.

    Ali bin Abi Thalib memiliki nama lengkap Ali bin Abu Thalib bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf. Ibunya bernama Fatimah binti Asad bin Hasyim bin Abdul Manaf. Ali dilahirkan di Mekkah pada hari Jum'at 13 Rajab 570 M atau 32 tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad saw. Ali bin Abi Thalib masuk Islam sejak usia 7 tahun. Nabi Muhammad saw memberikan nama panggilan kepada Ali yaitu Abu Turab yang memiliki arti Bapaknya Tanah.

    Ali bin Abi Thalib merupakan seorang khalifah yang sangat zuhud dan hidup sederhana. Beliau seorang yang cerdas, cekatan, teguh pendirian dan sangat pemberani. Oleh karena itu, Ali bin Abi Thalib dikenal dengan 'Asadullah" artinya "Singa Allah". Selain itu, beliau juga memiliki julukan "babul 'ilmi". Ali bin Abi Thalib diibaratkan oleh Nabi Muhammad saw. sebagai pintu gerbangnya ilmu. Oleh karena Nabi Muhammad saw. tidak memiliki anak laki-laki, beliau mengangkat Ali menjadi anak angkat.

    Ali bin Abi Thalib diangkat sebagai anak asuh oleh Nabi Muhammad saw. ketika berusia 6 tahun sebagaimana Nabi Muhammad saw. pernah diasuh oleh Abu Thalib. Ketika Nabi Muhammad saw. diangkat menjadi rosul, Ali baru menginjak usia 8 tahun. Ali bin Abi Thalib  adalah orang kedua yang menerima dakwah Islam setelah Khadijah binti Khuwalid, Istri Nabi Muhammad saw.

    Sebagai anak asuh Rosulullah saw., Ali banyak menimba ilmu baik ilmu keagamaan maupun pendidikan akhlak seperti kejujuran, silaturrahmi, saling mengasihi dan menyayangi, memuliakan tamu, suka menolong dan membantu, dermawan dan lain-lain sehingga sifat-sifat Nabi Muhammad saw. tertanam didalam dirinya. Ali bin Abi Thalib sudah mendapatkan didikan yang mencerminkan akhlak islami dari Rosulullah saw. Nabi Muhammad saw. senantiasa memberikan perhatian dan kasih sayangnya kepada Ali. Kasih sayang beliau terhadap Ali bin Abi Thalib sudah seperti anak kandungnya sendiri.

    Ali bin Abi Thalib tumbuh besar menjadi orang saleh dan sangat mencintai Rosulullah saw. kecintaannya dibuktikan sewaktu Nabi Muhammad saw. hijrah ke Madinah bersama Abu Bakar Ash-Shiddiq, Ali diperintahkan untuk tinggal dirumah Rosulullah saw. dan tidur ditempat tidurnya. Hal ini dimaksudkan untuk memperdaya kaum Quraisy yang berencana untuk membunuh Nabi Muhammad saw.

    Selain menjadi anak angkat, Ali juga diangkat menjadi menantu nabi Muhammad saw. Beliau dinikahkan dengan putri kesangan Nabi saw yang bernama Fatimah Az-Zahra, dari pernikahan tersebut beliau dikaruniai dau anak laki-laki yaitu Hasan dan Husein.

    Ali bin Abi Thalib meninggal di usia 64 tahun karena pembunuhan yang dilakukan oleh Abdurrahman bin Muljam, seseorang yang berasal dari golongan Khawarij (pembangkang), saat mengimami sholat subuh di masjid Kuffah, pada tanggal 19 Ramadhan, dan Ali menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 21 Ramadhan tahun 40 Hijriah.

    Selama menjadi khalifah belaiu menorehkan banyak jasa terhadap kemajuan dan perkembangan dunia Islam, diantaranya :

1. Menata administrasi negara dan mengganti beberapa pejabat yang dilantik oleh khalifah sebelumnya.

    Ketika menjadi khalifah, Ali bin Abi Thalib tidak segan-segan mengganti beberapa orang gubernur yang diangkat oleh khalifah sebelumnya. Hal ini dilakukan karena mereka diangkat semata-mata karena adanya hubungan kekerabatan, bukan atas kemampuan. Adapun pejabat-pejabat baru yang diangkat oleh Khalifah Ali bin Abi Thalib yaitu Sahl bin Hanif (gubernur Syiria), Usman bin Hanif (gubernur Basrah), Qays bin Sa'ad (gubernur Mesir), Umrah bin Syihab (gubernur Kuffah), Ubaidillah bin Abbas (gubernur Yaman).

2. Mengambil kembali tanah milik negara dan harta baitul mal.

    Pada masa khalifah Usman bin Affan, banyak kerabatnya yang diberi fasilitas negara. Ali bin Abi Thalib memiliki tanggung jawab untuk membereskan masalah tersebut. Beliau menarik kembali tanah dan harta milik negara yang dibagikan kepada pejabat gubernur. Harta tersebut dikembalikan fungsinya untuk kepentingan negara dan kaum lemah.

3. Penulisan buku pokok-pokok ilmu Nahwu.

    Khalifah Ali bin Abi Thalib memerintahkan Abul Aswad Ad Duali untuk menulis sebuah buku tentang ilmu Nahwu (Qaidah Nahwiyah). Ilmu Nahwu merupakan ilmu yang mempelajari tata bahasa Arab Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah dalam membaca dan memahami sumber ajaran Islam.

4. Membangun kota Kuffah.


    Khalifah Ali bin Abi Thalib  banyak meninggalkan jejak peradaban dan keilmuan yang tinggi. Beliau berhasil membangun kota kuffah secara khusus. Awalnya kota tersebut disiapkan sebagai pusat pertahanan oleh Muawiyah bin Abi Sofyan, namun pada akhirnya kota Kuffah dijadikan sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan, nahwu, tafsir, dan hadis.

    

Kamis, 24 April 2025

MATERI PAI KELAS 6 (JASA-JASA KHALIFAH USMAN BIN AFFAN)

 MATERI PAI KELAS 6 SEKOLAH DASAR

JASA-JASA KHALIFAH USMAN BIN AFFAN

    Usman bin Affan r.a. adalah salah seorang sahabat yang terkenal dermawan dan beliau termasuk sahabat yang sukses dalam berdagang. Kekayaan beliau dimanfaatkan untuk mencari ridho Allah swt. Usman bin Affan memiliki nama lengkap Usman bin Affan bin Abi Al Ash bin Umayyah bin Abdi Syams bin Abi Manaf r.a. Pada masa jahiliyah beliau disebut dengan sebutan Abu Amr, dan ada juga yang memanggil dengan sebutan Abu Layla karena kelembutan dan keramahannya terhadap sesama.

    Setelah masuk Islam ia sering disebut Abu Abdullah yang diambil dari nama putranya dari Ruqayyah binti Rasulullah saw. Julukan Usman yang paling terkenal adalah Zunnurain yang artinya pemilik dua cahaya, karena beliau menikah dengan dua putri Rasulullah saw. yakni Ruqayyah dan Ummu Kalsum.

    Usman bin Affan adalah khalifah ke tiga sepeninggal Rasulullah saw. Banyak jasa-jasa beliau yang ditorehkannya selama menjadi khlaifah. Diantara jasa-jasa tersebut, antara lain :

1. Melakukan Renovasi Masjid Nabawi di Madinah

    Usman bin Affan membangun dan memperluas masjid Nabawi pada bagian selatan, barat dan utarahingga sebesar 470 meter persegi dilakukan pada tahun 29 H (648 M). Masjid Nabawi telah mengalami beberapa kali perubahan dan perbaikan hingga sekarang telah memiliki luas kurang lebih 400.327 meter persegi yang bisa menampung lebih dari satu juta jamaah.

2. Mengumpulkan Mushaf Al-Qur'an (kodifikasi mushaf Al-Qur'an)

    Salah satu amal terbesar khalifah Usman bin Affan adalah upaya mengumpulkan dan menyatukan Al-Qur'an dalam satu mushaf yang kemudian dikenal dikenal dengan Mushaf Usmani. 

    Khalifah Usman bin Affan memerintahkan para sahabat antara lain Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa'ad bin al-Ash, dan Abdurrahman bin Harits bin Hisyam, untuk menyalin mushaf. Ide pengumpulan Al-Qur'an ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya :

    a. Banyaknya para penghafal Al-Qur'an yang meninggal di medan perang.

    b. Sulit memantau pembelajaran Al-Qur'an karena luasnya kekuasaan Islam, sementara banyak                  penghafal Al-Qur'an yang tersebar di beberapa wilayah yang berjauhan.

    c. Agar ada acuan atau pedoman yang menyatukan qiraat (bacaan) umat Islam yang berbeda-beda                dialek dalam membaca Al-Qur'an.


3. Pembentukan Angkatan Laut

    Khalifah Usman bin Affan melatih angkatan laut yang tangguh. Hal ini dilakukan atas usul dari Muawiyah bin Abu Sofyan selaku gubernur Damaskus. Tujuan dari pembentukan angkatan laut ini adalah untuk menjaga keamanan wilayah kekuasaan Islam dari pasukan musuh, terutama pasukan musuh dari bangsa Romawi yang ingin menguasai kota Iskandariyah.


4. Perluasan Wilayah Kekuasaan Islam

    Pada masa kekhalifahan Usman bin Affan, luas kekuasaan Islam semakin bertambah, diantara wilayah kekuasaan tersebut antara lain Armenia, Afrika, Azerbaijan, dan kepulauan Cypruz. Kaum muslimin yang berdakwah di armenia dipimpin oleh Salman bin Rabi'ah, sedangkan ke Afrika (Tunisia), Tripoli (Libia) dipimpin oleh Abdullah bin Sa'ad. Walid bin Uqbah memimpin dakwah ke wilayah Azerbaijan. Perluasan wilayah kekuasaan Islam di kepulauan cypruz, dipimpin oleh Muawiyah bin Abu Sofyan yang kemudian merambah hingga ke Konstantinopel, Turki, serta negeri Balkan (Yugoslavia dan Polandia).

MENGENAL ALLAH SWT. MELALUI ASMAUL HUSNA (al-Gaffar, al-Afuww, al-Wahid, dan as-Samad)

  MENGENAL ALLAH SWT. MELALUI ASMAUL HUSNA (al-Gaffar, al-Afuww, al-Wahid, dan as-Samad)       Allah SWT. adalah Zat yang Maha Sempurna di a...